Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Seberapa Greget Milenial Merencanakan Masa Depan? -Menilik Tantangan Milenial Hadapi Persaingan Kerja

Gambar
Ketersediaan lapangan pekerjaan tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah angkatan kerja yang tersedia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, yaitu Februari 2018 menunjukkan bahwa total jumlah angkatan kerja rentang usia 15-60 tahun di Indonesia mencapai 133.939.099 jiwa, baik yang bekerja maupun yang menganggur.  Millenial dengan rentang usia 15-29 tahun di 2018 mencapai 38.006.151 jiwa. Apabila disandingkan dengan jumlah total angkatan kerja, setidaknya milenial harus bersaing merebutkan lapangan pekerjaan dengan kurang lebih 96 juta jiwa lainnya yang notabene merupakan angkatan kerja dengan usia lebih tua.  Tidak hanya berhenti sampai disitu, milenial juga dituntut untuk saling berkompetisi dengan angkatan mereka sendiri. Sudah terlihat bukan, betapa ketat persaingan yang dihadapi generasi milenial. Lantas apa sajakah tantangan yang dihadapi milenial dalam memperjuangkan masa depan mereka di dunia karier?  Seberapa Jauh Milenial Mengetahui Posisi Mereka? Generasi mi

Mahasiswa, Dialektika dan Kekhawatirannya

Gambar
illustration by me Assalamualaikum, halo teman main! Selamat datang. Aku tidak terlalu berharap ada seseorang yang membaca di ruang belajarku ini. Kalaupun ada, mungkin kau sedang tersesat. Apalagi sampai memberi klik pada judul ngelantur ini, dan membaca paragraf pertamanya. Tulisan kali ini rencananya ingin kudesain ala curhatan dalam buku-buku harian anak SMA. Tapi aku juga tidak ingin kau-yang tersesat ini semakin tersesat. Membaca coretan mahasiswa S1 semester lima yang dalam hatinya kadang muncul rasa khawatir untuk menatap wajah masa depan ini, sebenarnya hanya membuang waktu. Jelas. Apasih kegiatan yang tidak membuang waktu? Semua butuh waktu. Bulan lalu dosen waliku yang selalu dirindukan kehadirannya oleh semua mahasiswa di kelas Jurnalistik Online (salah satu kelas favoritku), memberikan kami semacam wejangan. Tentang gambaran karier di masa depan, kalau menurut versi pemahamanku. Kata beliau, persaingan kerja di era sekarang, gila-gilaan! Bisa dibayangkan, seluruh lu

Baur Sedalu Komunikasi (BSK), Bukan sekedar Agenda Rutin Himpunan Mahasiswa

Gambar
Source: instagram @bskunair2018 Penyelenggaraan kegiatan Baur Sedalu Komunikasi tahun 2018, atau yang akrab disebut BSK oleh seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga resmi berakhir dengan malam keakraban yang diselenggarakan Sabtu malam minggu, 15 September 2018 lalu. Di mulai sejak 2 Agustus 2018, BSK menjadi salah satu pintu gerbang para mahasiswa baru Ilmu Komunikasi untuk mengenal program studi yang pilih tersebut secara keseluruhan. Baur Sedalu Komunikasi merupakan salah satu agenda tahunan Ilmu Komunikasi dibawah tanggung jawab HIMAKOM Universitas Airlangga. Menurut Diska Ayu Nur Aini, salah satu Commers’18, “BSK itu acara osjur Ilkom Unair, pengakraban dengan kating-kating, pengenalan dengan club-club HIMA, sekaligus pengakraban dengan teman-teman seangkatan”. Kegiatan yang dilaksanakan di FISIP Airlangga ini mengambil tema games dimana peserta BSK harus mengenakan dresscode tokoh-tokoh dalam video game, hingga games yang dimainkan.  Selain mengenalkan pr

Perak Barat, Kawasan Ekspedisi Penguji Empati

Gambar
Keringat berlinangan bersama matahari yang kian meninggi di jalan raya besar yang penuh sesak truk tronton itu. Perak Barat. Areal yang padat aktifitas ekpedisi itu minim celah untuk sebagian motor untuk melaju. Siang itu memasuki 27 Ramadhan 1439 Hijriyah, sepanjang jalan raya Perak Barat bagaikan lampu merah tiada henti. Sekalipun maju, tak ampai satu meter. Kesabaran sungguh diuji detik itu. Bau menyengat karbon monksida bercampur bau keringat para pekerja kasar, dan tentu saja aroma khas matahari siang yang semakin menstimulus amarah. Di pertigaan jalan dekat pom bensin perak yang berbatasan langsung dengan gapura besar pelabuhan Tanjung Perak, laju lalu lintas padat-lancar. Setidaknya ritme laju lalu lintas yang padat itu konsiten berkat bantuan tukang parkir Rumah Makan Padang yang berbesar hati mennggantikan polantas waktu itu. Ratusan motor lainnya berjubel saling mendahului, ingin segera lepas dari jalur macet itu. Seorang bapak paruh baya dengan kantong besar yang dikaitk

Berziarah Makam Sunan Ampel, Sebuah Potret Spiritual

Gambar
      Atmosfer spiritual tampak pekat menyelimuti salah satu kawasan wisata religi tertua di Indonesia ini. Makam Sunan Ampel adalah peninggalan salah satu tokoh berpengaruh dalam penyebaran Islam di Indonesia, Maulana Malik Ibrahim. Tidak pernah sepi pengunjung dan peziarah, kawasan religi ini memaksa mataku tertarik atas cuplikan realitas kehidupan para muslim di wilayah bagian timur Jawa.   Kegiatan spiritual tidak terlepas dari orientasi menghimpun pahala dan berkah dari Allah. Tidak hanya menhikuti sholat jamaah di dalam masjid, para pengunjung juga memiliki kesempatan untuk berziarah makam sunan. Duduk bersimpuh mendengungkan pujian dan do’a dengan mengitari sejumlah makam berpagar milik sunan dan kerabatnya, hal itu tidak terlepas dari keinginan luhur para peziarah untuk memperoleh berkah dari kekasih Allah tersebut. Ada yang datang sendiri, ada pula yang terkoordinasi bersama keluarga atau jamaah lainnya. Kusempatkan bertanya kepada salah seorang ibu bergamis dengan model y

Aktif Organisasi Sama Dengan IPK Turun, Benarkah? Menilik Perjalanan IPK Mahasiswa Semester 5 Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga

Gambar
Mana yang lebih penting, nilai akademik atau aktif berorganisasi? Sebenarnya apa orientasi mahasiswa dalam perkuliahan? Memilih satu prioritas atau berjalan selaras keduanya adalah hak masing-masing mahasiswa. Premis umum yang muncul di sebagaian mahasiswa yang pertama, kegiatan berkuliah tidak hanya melulu belajar dan mengerjakan tugas saja, tetapi pengalaman berorganisasi juga menjadi hal yang mendukung mahasiswa melakukan pengembangan diri. Kedua, berorganisasi hanya menyita waktu belajar, karena padatnya agenda sehingga sulit fokus pada urusan akademik. Kegiatan keorganisasian menjadi faktor penyebab turunnya prestasi akademik? “Dulu aku sempat menganggap kalo organisasi itu nggak seberapa penting, akademis itu kaya lebih penting”, ujar mahasiswa komunikasi semester 5 yang akrab dipanggil Cici itu.  Diskusi Mahasiswa Komunikasi 2016 di KBU Sudah menjadi asumsi bahwa tugas utama mahasiswa adalah menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh, terlebih bagi mahasiswa semester at

Kenangan Sajadah Panjang

Dan malam pun memayungi rembulan Dikala peri hutan menggemulai di pucuk rerumputan Bersama lantunan Sajadah Panjang kuundang kenangan             Ditemani hembus angin syahdu             Bilah kaca jendelaku turut berlagu             Dibisikannya cerita yang haru Tentang sebuah perjalanan Diuirnya sebuah kemenangan Di barat jawa, mengais kebermaknaan             Tak tahu jalan, secuil pengalaman             Terbatas bahasa berujung kebingungan             Salah orang, salah dugaan Apalah arti terik dan hujan Dibanding bertahan akan cacian Dibanding membatalkan umpatan             Tak dirasa tetes-tetes pilu menjadi deraian             Rindu ayah bunda, rindu handai taulan             “Ingin pulang, tapi ku punya impian” Hilir perkara begitu bergantian Begitu cepat pula dilupakan Dipanggillah kembali suara kebenaran             Begitu terdengar suara adzan             Menjelang Fitri tinggallah semalaman             Sajadah basah berlin

Berkawan dengan Hati

Repost from https://timeline.line.me/post/_dY8vkF_vDXNaadwlyQLRrFwyObU9uM2v0YmQ96Y/1152397167705010499 barangkali kita sudah paham; bahwa nilai ideal bertolak belakang dengan realitas; bahwa harapan berbanding terbalik dengan kenyataan; bahwa yang terjadi tak seharusnya terjadi; adalah masalah, kita paham; barangkali kita sudah paham; bahwa stimuli tercepat berasal dari hati; tetapi tak lama, akal menggedornya untuk berkongsi; jangan cuma emosi, carilah solusi, begitu katanya; kita paham akal adalah rekan kerja yang rasionalis sayangnya hati sering egois; sudah dicarikan rumus,cara mengerjakannya,bahkan cara cepatnya; tapi masih saja:tidak bisa, susah; "kau tidak bisa, atau tidak mau?", kata akal kalau boleh mengumpat; akal sudah lelah bekerjasama dengannya; kalau ada partner lain, dia akan meninggalkan hati; sayangnya tidak mungkin, dan terkesan emosional; dan bertentangan dengan prinsipnya jika mengetahui hal ini hati a

Tulisan, Menulis, dan Manusia

Manusia, makhluk istimewa Akal budi, luhur di jiwa Biarkan jemari ini meraihnya Sebuah pena menari di atas gerinda Ia sambil berbicara Lama-lama bersilihlah dunia Setelah sekian lama ngga nulis, jadi kangen ngomong sendiri. Akhirnya blog ini reborn , deh. Saya ingat betul terakhir saya posting apa di blog ini. Tugas penjas orkes beserta curhatan-curhatan khas anak SMP. Saya sempat kehilangan kebermaknaan dari kegiatan menulis. Buat apa sih kita menulis? Haruskah menulis? Saya jadi inget kata guru pembimbing TIK saya waktu SMP. Pak Fauzy. Beliau yang kebetulan ngajarin saya ngeBlog pertama kali. Katanya, setiap orang barangkali ngga selalu bisa mengutarakan apa yang mereka pikirkan atau rasakan melalui komunikasi secara langsung. Justru menulis menjadi lahan bagi mereka yang mau menyalurkan pikiran dan perasaannya. Bahkan melalui tulisan seoseorang bisa menunjukkan siapa dirinya. Seseorang bisa mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, mengubah seseorang hingga men

Pemuda dan Utopia Masa Depan

Masa depan bangsa itu ada di tangan para pemudanya. Jujur, telinga saya pekak mendengar quote jadul yang kesannya seperti tuntutan itu. Barangkali kalau tidak salah guru-guru saya dulu sering gembar-gembor tentang hal itu di depan kelas. Dalam hati saya nggrundel, “Kok enak? Sejarah kalian yang mbikin, kok malah kami yang tanggungjawab? Emoh, lah!”. Berat rasanya. Begitukah? Kalau boleh sedikit mengkritisi, memangnya dalam konteks masalah yang ada, apa yang bisa dilakukan oleh pemuda hingga para tetua berani mengamanahkannya pada mereka? Barangkali boleh pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab terlebih dahulu agar tidak terkesan utopis dalam mengabstraksikannya. Kamu pemuda? Bisa apa? Sebentar. Jangan dulu berpikir apa yang harus kita lakukan sekarang, ketika kita belum mengetahui apa permasalahan yang sedang terjadi. Kita belum tahu daya apa yang kita miliki. Atau jangan-jangan kita juga belum tahu siapa kita, peran apa yang kita angkuh saat ini. Konyol dan nekad namanya. Saya me