Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Kenangan Sajadah Panjang

Dan malam pun memayungi rembulan Dikala peri hutan menggemulai di pucuk rerumputan Bersama lantunan Sajadah Panjang kuundang kenangan             Ditemani hembus angin syahdu             Bilah kaca jendelaku turut berlagu             Dibisikannya cerita yang haru Tentang sebuah perjalanan Diuirnya sebuah kemenangan Di barat jawa, mengais kebermaknaan             Tak tahu jalan, secuil pengalaman             Terbatas bahasa berujung kebingungan             Salah orang, salah dugaan Apalah arti terik dan hujan Dibanding bertahan akan cacian Dibanding membatalkan umpatan             Tak dirasa tetes-tetes pilu menjadi deraian             Rindu ayah bunda, rindu handai taulan             “Ingin pulang, tapi ku punya impian” Hilir perkara begitu bergantian Begitu cepat pula dilupakan Dipanggillah kembali suara kebenaran             Begitu terdengar suara adzan             Menjelang Fitri tinggallah semalaman             Sajadah basah berlin

Berkawan dengan Hati

Repost from https://timeline.line.me/post/_dY8vkF_vDXNaadwlyQLRrFwyObU9uM2v0YmQ96Y/1152397167705010499 barangkali kita sudah paham; bahwa nilai ideal bertolak belakang dengan realitas; bahwa harapan berbanding terbalik dengan kenyataan; bahwa yang terjadi tak seharusnya terjadi; adalah masalah, kita paham; barangkali kita sudah paham; bahwa stimuli tercepat berasal dari hati; tetapi tak lama, akal menggedornya untuk berkongsi; jangan cuma emosi, carilah solusi, begitu katanya; kita paham akal adalah rekan kerja yang rasionalis sayangnya hati sering egois; sudah dicarikan rumus,cara mengerjakannya,bahkan cara cepatnya; tapi masih saja:tidak bisa, susah; "kau tidak bisa, atau tidak mau?", kata akal kalau boleh mengumpat; akal sudah lelah bekerjasama dengannya; kalau ada partner lain, dia akan meninggalkan hati; sayangnya tidak mungkin, dan terkesan emosional; dan bertentangan dengan prinsipnya jika mengetahui hal ini hati a