Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

RONA DALAM BERTUTUR-Festival Mendongeng Bersama Kak Rona Mentari (Sebuah Review)

Gambar
Melestarikan budaya bertutur menjadi semangat dari perempuan kelahiran Yogyakarta, 23 September 1992 itu. Rona Mentari . Ia dikenal sebagai juru dongeng keliling, sekaligus aktivis storytelling. Pernah belajar di International School of Storytelling (ISOS) dibawah naungan Emerson College di Inggris, dan berkesempatan menerima Beasiswa Unggulan Non Degree dari Kemendikbud untuk belajar disana. Hari itu, Minggu 30 Juni 2019, ia mampir ke kotaku untuk membagikan pengalaman mendongengnya yang berhasil meronakan pipiku. Seminggu sebelumnya Kak Fitria Oktaviani, saudariku, mempromosikan padaku dan sobatku Azhar Nasywa, soal event Festival Mendongeng yang diadakan oleh komunitas Kumpul Dongeng Surabaya , yang kebetulan bertempat di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, di Jalan Menur Pumpungan No.32, Surabaya. Mereka yang datang rata-rata berlatarbelakang sebagai guru, ibu rumah tangga, aktivis mendongeng lainnya, dan sebagian kecil mahasiswa seperti aku ini, serta seoran

Distraksi Pabrik Kebahagiaan–Kisah Si Tukang Scroll Up

Hai! Udah lama banget kita terbenam dengan kesibukan masing-masing. Bener ngga? Kalau ditulisan sebelumnya kamu sempat tersesat, entah ngga sengaja atau menyesatkan diri dengan kasih klik di judul-judul nglantur lainnya, kali ini aku harap kalian sedang dalam kondisi sadar. Oh iya, kali ini dalam rangka menghidupkan kembali ghiroh menulisku, aku pengen berbagi cerita tentang secuplik pengalamanku saat berselanchar media sosial. khususnya instagram. Kenapa instagram? Karena aplikasi ini salah satu yang paling sering kebuka di Hempon, nama ponsel pintarku. Semoga ada yang bisa diambil hikmah, ya! Aku teringat klaim dari salah satu dosen mata kuliah favoritku, jurnalistik online yang mengatakan bahwa instagram adalah pabrik kebahagiaan. Terkekeh aku mendengarnya. Alasannya karena jika diamati, melalui instagram- lah konten-konten aktivitas yang kadar ‘suka’ terlihat lebih besar daripada ‘duka’nya diproduksi. Iya, pabrik. Karena di pabrik ada aktivitas pembuatan, atau penyusunan