Ketika Imam Berhenti Membaca Al-Fatihah
Aku sedikit kesal pada diriku sendiri karena bangun terlambat hari itu. Selepas begadang hingga jam dua dini hari, bertepatan pula dengan hari kedua menstruasi, aku pulaskan tidurku sampai setengah enam pagi. Apa yang membangunkanku waktu itu? Ya, suara omelan Mamah. Gelagapan, kuturunkan kakiku dari kasur. Masih setengah sadar aku mencoba memanggil kembali ingatanku bahwasanya ini 1 Syawal. Seharusnya di jam itu kami sudah cantik, ganteng, dan wangi. Tetapi justru masih berebut kamar mandi. Aku mengalah, menempati nomor urut terakhir. Mungkin karena perhelatan sholat Ied kali ini dirumah saja, lebih santai kesannya. Tidak dikejar waktu, seperti tahun lalu yang biasanya dulu-duluan untuk menempati shaff pertama masjid kampung kami. Hehehe. Takbir ke tujuh rakaat pertama, aku baru saja keluar dari pintu kamar mandi. Wangi baju koko, mukenah dan sajadah yang baru disetrika menyeruak sepanjang perjalanan menuju kamarku. Di ruang keluarga yang sekaligus menjadi ruang tamu kami itu, Pap...