Belajar Percaya pada Diri Sendiri Melalui Voice Over
Pengalaman Internship di CNN Indonesia Biro Surabaya
Buat sebagian orang, tampil dan
bersuara di hadapan orang banyak itu bukan hal yang mudah. Walaupun jika
dibelakang kita merupakan seseorang yang atraktif, kita bisa mendadak jadi
patung ketika berada di depan layar, panggung atau kamera. Entah kurang bisa
menguasai audiens atau masih kurang percaya diri. Hal ini tentu membutuhkan
latihan terus menerus dan jam terbang tinggi bukan. Tapi bagaimana jika fokus
saja di balik layar? Kita nggak perlu mengontrol respon audiens secara
langsung. Kita pun masih bisa mengontrol emosi dan rasa kepercayaan diri kita
melalui alternatif voice over.
Betul sekali! Voice over dapat menjadi salah satu
alternatif seseorang untuk bisa tetap menyampaikan gagasan, entah berupa puisi,
opini, cerita, ataupun berita tanpa harus menatap audiens mereka secara
langsung. Seperti halnya penyiar radio atau seorang news dubber. Mereka dapat menyampaikan informasi dengan karakter
suara mereka masing-masing sesuai dengan isi pesan yang dibawakan. Terkadang
ketika siaran atau rekaman dimulai, seorang voice
talent seolah berlagak seperti berbicara tatap muka dengan para audiens. Nggak
jarang juga memainkan gestur tubuh dan mimik wajah yang variatif, dan juga
intonasi tertentu. Ini juga memerlukan keyakinan dan kepercayaan diri bagi
seorang voice talent.
Di awal 2019 lalu tepatnya akhir
bulan Januari, kebetulan saya mengikuti program magang di kantor berita CNN
Indonesia Biro Surabaya sebagai Production
Assistant (PA). Kesempatan belajar ini kebetulan saya dapatkan di semester
6 perkuliahan, ketika salah seorang teman me-woro-woro lowongan magang dari
kakak tingkat yang merupakan peserta magang CNN di periode sebelumnya. Sedikit
kaget, karena tetiba saya langsung dikasih nomor Producer CNN Biro Surabaya untuk segera saya hubungi sendiri. Nggak
diduga juga, Mas Guntur sebutan akrab sang producer,
langsung menginstruksikan saya untuk hadir keesokan harinya untuk memulai masa training. 2 bulan penuh saya berperan
sebagai production assistant (PA) menggantikan PA yang sesungguhnya, karena cuti pasca persalinan.
Karena masa training berlangsung
cukup cepat, producer mengarahkan
saya untuk learning by doing saja.
Karena masih awam dengan dunia produksi berita televisi, hal ini mendorong
untuk selalu bertanya dan bertanya. Sederhananya, jobdesc seorang PA adalah membantu producer dalam memproduksi naskah berita yang siap ditayangkan
secara on air. Detailnya seperti
mengumpulkan, memilah dan memilih berita yang diliput dan ditulis wartawan
sesuai dengan agenda media. Kemudian membuat naskah berita dengan bahasa
televisi yang lebih singkat, jelas dan padat isi. Jobdesc terakhir adalah men-dubbing
berita untuk disiarkan. Lebih jelasnya, sila membandingkan dengan informasi
lain, barangkali ada perbedaan di setiap media televisi.
Dari kiri: Alfina (adik tingkat saya), Mba Hifa (pembina saya), saya |
Jobdesc terakhir ini cukup membuat saya minder saat itu. Saya
mengira tugas voice over berita nggak
bakal diberikan pada anak magang, karena saya sendiri masih merasa nggak
percaya diri membacakan berita televisi. Bagaimana jika nanti salah, atau nggak
sesuai dengan karakter beritanya? Ternyata saya beserta rekan saya yang
kebetulan adalah adik angkatan saya diberi kesempatan untuk berlatih dan uji
coba. Agak merinding waktu itu, karena yang menguji adalah Kepala Biro dan
Kepala Produksi. Apalagi jam kerja magang waktu itu berlangsung mulai pukul
21.00 WIB hingga 02.00 WIB dini hari untuk tayang di jam lima pagi. Di jam itu
suara saya sudah tinggal stok sisa. Selebihnya suara serak menyerupai knalpot
motor yang kehabisan bensin. Satu dua kata keluar, lalu sisanya hilang.
Bagi seorang newbe seperti saya di dunia sulih suara atau voice over berita tentu gemetar pasti ada. Bukan hanya karena
diawasi oleh kepala biro dan kepala producer
saja, tetapi juga rasa nggak percaya sama diri sendiri untuk membawakan sebuah
gagasan dan fakta. Berikut ini ada ulasan singkat mengenai pebelajaran tentang
kepercayaan diri yang saya temukan.
Bukan Sekedar Membaca
Setelah berulang kali salah
intonasi, salah jeda, salah spelling, Mas
Guntur dan Kepala Produksi meminta kami untuk membaca naskah berita
berulang-ulang. Ternyata memang sumber kesalahan terletak pada naskah. Naskah
berita tersebut memang naskah yang belum qualified
dan siap untuk dibacakan dan sengaja diberikan pada kami. Dari sinilah kami
belajar bahwa sebuah naskah diproduksi melalui sebuah proses mengumpulkan
informasi berita, menyoroti poin-poin penting berita, hingga mengemasnya dengan
bahasa yang lugas dan mudah dipahami oleh pemirsa/penonton.
Seorang voice talent berita harus peka terhadap hal tersebut. Kesalahan
dapat terjadi pada proses pemroduksian naskah, baik teknis maupun non teknis.
Sehingga voice talent atau PA juga
memerlukan ketelitian serta wawasan tentang apa yang mereka baca. Apabila
proses meninjau ulang naskah sudah dilakukan maka kepercayaan pada diri dalam
membacakan berita akan muncul dengan sendirinya. Karena kita memahami apa yang
kita bawakan.
Karakter Suara Bisa Dibentuk
Katanya voice over suaranya harus
bagus? Bagus tuh gimana sih emangnya? Standarnya apa? Heheh buat jawab ini saya
bakal bahas di artikel selanjutnya tentang pengalaman saya ikut kelas online
tentang memulai karir sebagai pekerja
suara komersil. Singkat jawabannya adalah bagus itu relatif menyesuaikan
dengan karakter berita atau informasi yang kita bawakan. Semisal hardnews pasti membutuhkan suara yang
agak berat dan intonasi serius atau formal. Berbeda dengan features yang terkesan lebih lentur dan akrab.
Selain itu kita juga bisa
menyesuaikan dengan isi berita, seperti halnya membacakan berita kematian atau
kecelakaan dengan intonasi ceria akan sangat tidak relevan bukan? Sederhananya,
bagaimanapun bunyi suara kita dan karakter suara kita tentu punya segmennya masing-masing.
Jadi, pede aja sama karakter suara yang kita punya.
Suara Adalah Anugerah
Suara adalah bagian dari sign yang mengidentitaskan,
merepresentasikan, atau melekatkan karakter dari seseorang. Suara cempreng
milik A, suara berat dan nge-bass milik B, suara serak-serak becek milik C,
atau beragam karakter suara dapat diproduksi oleh D, dan seterusnya. Siapa yang
bisa memilih jenis suara alamiah yang diproduksi dari getaran pita suara? It given to us. Suara adalah anugerah
dari Allah kepada kita semua. Kita nggak bisa mengubah sesuatu yang nggak bisa
diubah. Hal yang bisa dilakukan adalah melatihnya agar semakin bermanfaat.
Suara merdu penyanyi atau suara
jelas dan lantang seorang penyiar diperoleh dari proses berlatih terus menerus.
Suara yang stabil dan tidak mudah goyah bisa ditreatment dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak
mencederai tenggorokan, dan masih banyak lagi upaya-upaya berlatih dan merawat
lainnya. Sehingga tidak perlu fokus pada sesuatu yang tidak bisa diubah, fokus
pada bagaimana suara dan atribut suara (intonasi, jeda, dsbg) kita bisa
menyampaikan pesan dengan tepat sasaran.
Itu tadi secuplik pengalaman
magang saya yang akhirnya kadang bikin saya pengen balik lagi buat jadi news dubber. Semoga ada yang bisa
diambil hikmah, ya!
yah, kurang lama videonya.. masak nama bayinya aja udah 1/4 panjang video, itupun belum selesai nyebutin
BalasHapusXixixi, timakasih tnggapannya Kak. Nanti saya akan bikin dg durasi agak lama kalo udh jadi voice talent beneran...
HapusNgomong2 itu part yng paling bner. Maklum yak, masih amateurrr😅