Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Menjurnalkan Rasa Syukur

Gambar
Assalamualaikum, hai Bung...! Aku sudah lama sekali tak menyapamu dengan sebutan ini bukan? Ini sudah lewat seminggu lebih dari jadwal seharusnya, aku memposting surat cinta ini untukmu. Dan, aku yakin kalau kau murah maaf. Hehehe, maaf ya! T_T. Aku menyadari betul, bahwa di awal bertambahnya aktivitas baruku ini membuatku harus menata ulang bagian-bagian dari diriku yang berserakan. Jadwalku, pikiranku maupun mental, kesemuanya masih aku upayakan agar tetap berjalan semestinya. Walaupun begitu, percayalah aku menemukan energi di saat-saat dimana aku memunguti serpihan diriku yang bercecaran ini. Energi itu bernama syukur. Yang kurasakan, energi ini sangat berpengaruh bagiku dalam melanjutkan perjalanan. Percaya tidak? Dia menjadi bekal pokok yang sangat aku perlukan selama pelayaran ini. Saat melewati beberapa pulau Kita sempat dan cukup sering bertukar peta kita satu sama lain, rencana berhenti pada pulau-pulau tertentu juga kerap kali didiskusikan. Kau mau kesana, aku mau ke

Berbalas Surat Cinta

Gambar
Inget spot ini kan? Aku masih nyimpen fotomu dalam beberapa pose loh...:)  Hai, selamat datang kembali di ruanganku. Ruang rindu. Heheheh. Yap, minggu ini adalah giliranku menulis surat berbalas, sebuah ide yang kucetuskan di bulan lalu dan pada akhirnya kau sepakati juga. Terima kasih sudah menerima ide liarku ini untuk saling melayangkan surat, yang kita sepakati ini dengan sebutan surat cinta. Walaupun jemariku agak gemetar saat melabeli ruang blog kali ini dengan ‘surat cinta’, tapi aku memang tidak mau memungkiri kalau aku memang jatuh cinta.   Jika sebelumnya kau sempat bercerita soal keuntungan atas model komunikasi jarak jauh diantara sepasang kekasih yang sedang saling menabung rindu-dan juga bagaimana surat ini bekerja dalam memupuk rasa cinta diantara keduanya, maka kali ini aku akan coba tuliskan alasan mengapa ide surat cinta ini muncul. Ke’hadir’an Waktu kereta membawamu siang itu ke ujung barat Pulau Jawa, dan aku berdiri dengan melambaikan tangan pada sisa-sisa ba

Ketika Imam Berhenti Membaca Al-Fatihah

Aku sedikit kesal pada diriku sendiri karena bangun terlambat hari itu. Selepas begadang hingga jam dua dini hari, bertepatan pula dengan hari kedua menstruasi, aku pulaskan tidurku sampai setengah enam pagi. Apa yang membangunkanku waktu itu? Ya, suara omelan Mamah. Gelagapan, kuturunkan kakiku dari kasur. Masih setengah sadar aku mencoba memanggil kembali ingatanku bahwasanya ini 1 Syawal. Seharusnya di jam itu kami sudah cantik, ganteng, dan wangi. Tetapi justru masih berebut kamar mandi. Aku mengalah, menempati nomor urut terakhir. Mungkin karena perhelatan sholat Ied kali ini dirumah saja, lebih santai kesannya. Tidak dikejar waktu, seperti tahun lalu yang biasanya dulu-duluan untuk menempati shaff pertama masjid kampung kami. Hehehe. Takbir ke tujuh rakaat pertama, aku baru saja keluar dari pintu kamar mandi. Wangi baju koko, mukenah dan sajadah yang baru disetrika menyeruak sepanjang perjalanan menuju kamarku. Di ruang keluarga yang sekaligus menjadi ruang tamu kami itu, Pap

Mitos dan Fakta Jadi Announcer: Kata Alexandria Cempaka Harum, Pekerja Suara Komersil

Gambar
Assalamualaikum! Udah hari ke-tujuh belas Ramadhan aja nih. Masih konsisten kesehatan dan puasanya, kan? Insya Allah ya! 3 Mei 2020 lalu kebetulan saya mengikuti kelas online yang diadakan oleh KimCi Family, Kak Nurrokim dan Kak Cinta Maulida https://cintamaulida.com. Pasangan muda ini telah berderma hati untuk menginisiasi kelas mingguan selama Ramadhan. Dan tahu nggak, kalau kelas online ini tidak berbayar, salut deh.. Sebenernya sejauh saya ikuti update Kak Cinta di instagram, KimCi Class ini merupakan program sosial Kak Cinta dan Kak Rokim selama Ramadhan. Kok ya kebetulan pandemi ini datang. Jadi kerasa banget manfaat positif dan spirit dari KimCi Class, yaitu memupuk keberanian untuk bangkit pasca Pandemi Covid-19 nanti. Walaupun hidup dalam ketidakpastian, tentu semangat buat terus bertumbuh dan berkembang jangan pernah padam dong ya! Semoga berkah selalu buat Kimci Family udah kasih kesempatan buat saya dan teman-teman bertemu orang-orang hebat di setiap minggunya.

Belajar Percaya pada Diri Sendiri Melalui Voice Over

Gambar
Pengalaman Internship di CNN Indonesia Biro Surabaya Buat sebagian orang, tampil dan bersuara di hadapan orang banyak itu bukan hal yang mudah. Walaupun jika dibelakang kita merupakan seseorang yang atraktif, kita bisa mendadak jadi patung ketika berada di depan layar, panggung atau kamera. Entah kurang bisa menguasai audiens atau masih kurang percaya diri. Hal ini tentu membutuhkan latihan terus menerus dan jam terbang tinggi bukan. Tapi bagaimana jika fokus saja di balik layar? Kita nggak perlu mengontrol respon audiens secara langsung. Kita pun masih bisa mengontrol emosi dan rasa kepercayaan diri kita melalui alternatif voice over . Betul sekali! Voice over dapat menjadi salah satu alternatif seseorang untuk bisa tetap menyampaikan gagasan, entah berupa puisi, opini, cerita, ataupun berita tanpa harus menatap audiens mereka secara langsung. Seperti halnya penyiar radio atau seorang news dubber. Mereka dapat menyampaikan informasi dengan karakter suara mereka masing-masing s

Rumahku Sekolahku

Gambar
Selamat hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020! Cukup terasa ya, pandemi Covid-19 masih mengharuskan kita semua untuk tetap dirumah aja hingga saat ini, termasuk dalam hal belajar dan mengembangkan diri. Sebelum bapak presiden menetapkan situasi darurat corona di negara kita, sebetulnya saya sudah cukup terbiasa merasakan bagaimana belajar dirumah itu. Sebagai mahasiswa semester akhir, kebetulan saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama belahan jiwa saya. Skripsi namanya. Menyadari kalau hidup ini bukan hanya soal skripsi, rasa bosan dan kebuntuan pasti melanda. Dengan mengerjakan beberapa kegiatan pengembangan diri di organisasi, dan juga projek bersama dosen dan teman-teman, ini menjadi lahan belajar buat saya. Saat corona datang, situasi ini semakin mengamini saya untuk belajar dirumah saja. Saya pun harus menyulap kamar saya menjadi ruangan sidang dengan hawa yang cukup hangat cenderung panas. Hehehe. Begitu pula dengan kegiatan belajar dan pengembangan diri

Hoax Virus, A Pandemic in the Digital Era

Gambar
Afwanda and I interested to discussing a pandemic that as terrible as Covid-19 . So enjoy your reading! Fake news has been discussed everywhere. It started from schools, lectures, offices to house of worship. People were familiar with calling it as hoax. Like a virus, hoaxes always develop, and infect the public. Hoax spread anxiety and panic in the minds of the people. Until now, the hoax is always have a lot of enthusiasts. Some of them consciously produce and consume hoax content. There are also those who are not aware and take part in reproducing hoax content. This article tries to explain some of the reasons that hoax viruses can easily spread and become a pandemic in the society. Entering the third month of 2020, there were 232 cases of hoax news about corona virus.  In early April 2020 the Ministry of Communication and Information of the Republic of Indonesia stated that the spread of hoaxes occurred in various regions of Indonesia. 10 cases of hoax spreading occurred i