Merayakan Hari Ayah

Sempat dipanggil ‘om’, ayah satu ini memang unik. Tidak pantas terlihat marah, sulit menjauh dari dapur, terbiasa hidup di laut, hobi mencuci dan menjemur pakaian, merawat anak bebek, berkebun hingga menari perut.

Papa waktu masih kurus

Pembukaan yang keterlaluan ya, dari seorang anak yang ingin mengucapkan Hari Ayah untuk papanya. Iyap, saking susahnya bilang kalo “aku sayang papa”. Kenapa? Aku juga nggak tau alasannya. Entah mau bagaimana caranya mengutarakan rasa terimakasih yang sudah lama tersimpan. Bahkan sampai susah mau menyebutkan terima kasih untuk apa. Yang jelas untuk kehidupan yang tidak ternilai harganya, untuk masakan-masakan enak setiap harinya. Tapi tenang Pa, tulisan ini tidak bermaksud untuk sok-sokan menghadirkan suasana haru biru. Mari kita bertualang ke beberapa waktu lalu.

Busi Vespa Pelangi

Ini vespa berkekuatan pelangi 
Di usia TK aku mulai mengenal sparepart motor bernama ‘busi’. Walau tidka tahu detail apa itu busi, aku memahami bahwa busi adalah salah satu komponen yang membuat vespa papaku hidup dan berjalan. Jika vespa mogok dan rewel, pasti ada masalah pada busi. Waktu itu, hampir setiap pagi papa harus berdamai dengan busi vespa pelanginya, dan membenahi mesin di tengah-tengah perjalanan mengantarku sekolah dan melanjutkan perjalanannya ke tempat kerja. Aku yang belum sampai sekolah, mau tidak mau disusul oleh teman-teman atau kaka kelas yang berjalan satu arah. Siap-siap diledek “vespa papamu yang mogokan itu ya?” di sekolah. Sempat merasa malu, dan ngga mau berangkat ke sekolah karena takut mogok dan diledek lagi, papa dan mama justru menegurku. “Kenapa harus malu? Yang penting ngga sampe terlambat, dan masih bisa belajar”. Benar juga sih. Tapi Olak kecil waktu itu Cuma berpikir aku ngga mau ada orang yang ngata-ngatain papaku dan motor papaku. Dari situ aku mendapat kekuatan untuk bilang “emangnya kenapa?”, dan mengabaikannya. Kalo kata papa waktu itu “cuma papa yang punya motor kaya gini, warna warni, ada pesawatnya (dibagian selebor roda depan, sebelum hiasan pesawatnya dicuri seseorang yang kagum dengan motor papa, wkwkw). Nggak ada sayang, yang punya motor kaya gini”, sambil cengar cengir. 

Sang Artisan

Sebenernya masih ada 2 bookshelf lagi

Walau papa bukan seorang artist atau seniman budaya, sepertinya karakternya yang fokus dan menikmati proses kreatif diturunkannya pada anak-anaknya termasuk aku. Kalau sudah fokus mengerjakan kerajinan sampai lupa waktu. Hasilnya bagaimana? Oh jelas belum karuan berhasil! Ehehehhe. Tapi tak jarang karya-karya papa sangat luar biasa dan membuatku mendapat nilai A di pelajaran membuat wayang di kelas 6 SD, mebuat lukisan dari bubur kertas dan menjadi best performance di drama musikal pekan kreasi siswa di SMP, karena papa membantu membuatkanku dan teman-teman kostum bernuansa kebun. Tak lupa kelas kerajianan daur ulang lampion botol yang bertabur pasir pantai di kelas seni SMA. Dan yang baru-baru ini rak untuk meja belajar kami, yang tidk begitu presisi tapi sarat arti. Papa menambahkan selempeng kayu di bagian atas yang menjorok ke depan untuk meletakkan action figure koleksi kami dan penyanggah lampu belajar yang belum terbeli.

Yang Sulit Sekali Menyuruh

Bukan, bukan untuk menyuruh. Tapi mengajak bekerjasama. Ini yang aku tidak sukai dari papaku. Sulit sekali bekerja sama dengan anak-anaknya. Yang ada malah mengerjakan semuanya dalam diam. 1 bulan ini, papa cukup intens pulang kerumah karena kapal sedang sandar. 1 bulan ini juga mama yang sedang dalam proses adaptasi dengan ritme aktivitas baru setelah dinyatakan sebagai odamun (orang dengan auto imun), harus bedrest dan sangat meminimalisir kegiatan yang melibatakan fisik dan pikiran. Sayangnya papa mulai mengendap-endap menggantikan ritme aktivitas mama, dan tidak membaginya dengan kami, anak-anak yang sudah tidka kecil lagi ini. Kalau saja papa menbaca tulisan ini, aku harap papa paham bahwa tidak sedikitpun kami menolak jika papa membagi beban rumah kepada kami. Jadi buat apa sulit mengingatkan kami untuk bangun lebih awal dan meminta kami melakukan sesuatu. Nggak papa, Pa....namanya juga berbagi.


Selamat HARI AYAH, 12 November 2021... POPSKUYY!
Ini foto kored-kored karena kita jarang banget poto berlima.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RONA DALAM BERTUTUR-Festival Mendongeng Bersama Kak Rona Mentari (Sebuah Review)

Mitos dan Fakta Jadi Announcer: Kata Alexandria Cempaka Harum, Pekerja Suara Komersil

Seberapa Greget Milenial Merencanakan Masa Depan? -Menilik Tantangan Milenial Hadapi Persaingan Kerja